Ta’aruf dengan dr. Diana Abbas Thalib, Calon Istri Ketua MPR .

Sebelum Lamaran, Tukar Foto lewat Murobbi

Nama Diana Abbas Thalib mendadak terkenal setelah dilamar Ketua MPR Hidayat Nurwahid. Hari pernikahan pun sudah ditentukan bulan depan. Bagaimana sebenarnya proses perkenalan duda dan janda itu? Siapa sosok Diana?

RIDLWAN-PRIYO, Jakarta

Jika tak ada aral melintang, Ketua MPR Hidayat Nurwahid tiga pekan lagi mengucapkan ijab kabul di Masjid Baiturrahim, kompleks DPR. Calon istrinya adalah dr Diana Abbas Thalib.

Diana mengaku kenal dengan Hidayat baru tiga minggu lalu. "Sebelumnya, hanya ketemu di surat kabar saja," ujar Diana saat ditemui Jawa Pos di rumahnya, Kemang Selatan IV, Jakarta Selatan, Selasa lalu (15/4) menjelang azan magrib.

Rumah Diana yang baru didiami satu tahun itu berlantai dua. Saat itu sebuah sedan Mercedes-Benz hitam terparkir di garasi. Di ruang tamu terpajang hiasan keramik dan hiasan gelas-gelas.

Alumnus Fakultas Kedokteran UKI itu juga mengaku tidak pernah mengenal istri Hidayat, Kastian Indrawati, yang meninggal dunia Januari lalu akibat terserang kanker tiroid.

Diana mengaku, proses perkenalan atau ta’aruf antara dirinya dan Hidayat difasilitasi murobbi-nya (guru mengaji) yang juga anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) Yoyoh Yusroh. "Saya diperkenalkan di rumah beliau di kawasan Pondok Bambu," kata wanita 42 tahun yang sore itu tampak anggun dengan baju kurung biru dipadu jilbab merah marun.

Nama Yoyoh sangat kondang di lingkungan internal akhwat (kader wanita) PKS. Bisa dibilang wanita kelahiran 14 November 1962 itu adalah "ibunya" seluruh akhwat. Jika ada yang mempunyai masalah, Yoyoh, ibu 13 anak itu, menjadi rujukan untuk mencari solusi.

Jam terbangnya di dunia pengaderan PKS juga sangat tinggi. Dia ikut merintis pendirian Partai Keadilan di awal-awal 1998. Jumlah mutarobbi (murid binaannya) tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Bisa dikatakan jika seorang wanita muslimah sudah direkomendasikan oleh Yoyoh, kader pria PKS pasti tsiqoh (percaya) kualitasnya.

Hidayat memberikan teladan bagi kader-kadernya dengan menjalani proses sejak mengirimkan biodata (daftar riwayat hidup) melalui Yoyoh. Tahap itu merupakan tahap pertama jika ada seorang ikhwan (kader pria) PKS hendak meminang seorang akhwat. Biodata itu akan dibawa oleh murobbi si wanita untuk dibaca dan dipertimbangkan. Tak jarang, jika tidak sreg, biodata tersebut dikembalikan.

Namun, jika cocok, giliran si wanita setor biodata. Data diri plus foto itulah yang akan dipelajari calon laki-laki. Jika setuju, selanjutnya dilakukan fase taaruf. Yakni, bertemu dan saling menjajaki karakter masing-masing. Itulah yang dilakukan Hidayat saat mengajak anaknya, Hubaib, bersilaturahmi ke rumah Diana untuk kali pertama. Saat itu, Hubaib langsung akrab dengan Nizar Muhammad, anak Diana.

"Setelah semua terlihat tidak ada masalah dan mendukung, jawabannya iya, kami langsung khitbah atau lamaran," jelas Diana.

Senin malam lalu (14/4), Hidayat dan rombongan secara resmi mengajukan pinangan disaksikan Ketua Majelis Syura DPP PKS (lembaga tertinggi di partai itu) KH Hilmi Aminuddin. Setelah pinangan tersebut diterima, kini kedua keluarga sedang mempersiapkan acara besar dan syukuran walimatul ursy (resepsi pernikahan). Selama menunggu waktu itu, Diana dan Hidayat tetap membatasi aktivitas pertemuan.

Dalam adab Islam juga dikenal istilah kufu atau unsur setara. Orang Jawa mengistilahkannya dengan bibit, bobot, bebet. Di PKS, kualitas calon mempelai biasanya juga setara. Terutama dari level jenjang aktivitas kepartaiannya.

PKS menganut jenjang bertahap sejak level kader mula, kader muda, kader madya, kader dewasa, kader ahli, dan kader purna. Seorang ikhwan yang sudah memperoleh level kader madya biasanya mengajukan kriteria calon muslimah yang berada di level yang sama. Minimal dari sisi hafalan Alquran-nya. Jika Hidayat sudah mendapat predikat kader ahli, bisa dikatakan kualitas Diana setara dengan muslimah berjenjang yang sama.

Benarkah? Ditanya seperti itu, Diana menjawab rendah hati. "Waktu itu, saya berpikir simpel saja. Sebuah kehormatan bisa bertemu ketua MPR. Jadi, ekspektasi saya tidak terlalu tinggi supaya beban moralnya juga tidak terlalu tinggi," ungkapnya.

Yang jelas, Diana siap menjadi istri politikus. Bahkan, bukan tidak mungkin calon ibu negara jika Hidayat maju dalam pilpres 2009. "Pada saat memutuskan beliau, tentu saya siap sebagai tugas istri pada umumnya, yaitu menjadi ibu rumah tangga dan mendukung setiap langkah suami," tegasnya.

Diana saat ini berprofesi sebagai direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Aliyah Pondok Indah. Setelah lulus sebagai dokter umum dari Fakultas Kedokteran UKI (Universitas Kristen Indonesia) pada 1990, dia mengambil gelar magister administrasi rumah sakit (Mars) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia.

Selain memimpin rumah sakit, Diana sudah dua tahun aktif di Yayasan Rahmatan Lil Alamin. Yayasan yang berada di Jalan Batu Merah, Pasar Minggu, Jakarta, itu bergerak di bidang pendidikan dan keagamaan. "Saya menjadi ketua bidang sosial yang membawahkan program operasi katarak dan website golongan darah rhesus negatif," katanya.

Dirunut dari silsilah keluarga, asal Diana adalah Pasuruan. Kakek Diana, almarhum M. bin Thalib, adalah tokoh yang disegani di kota itu. Bahkan, oleh warga di sekitar, semasa hidupnya sosok Abbas Thalib dikenal sebagai keluarga kaya yang dermawan.

Hingga sekarang, rumah Abbas Thalib masih berdiri kukuh di Jl Soekarno-Hatta 41, Kota Pasuruan.

Ketika didatangi wartawan Radar Bromo (Grup Jawa Pos) kemarin, rumah yang berdiri di atas lahan sekitar 5.000 meter persegi itu tampak lengang. Model bangunannya kuno.

Saat ini rumah tersebut ditinggali keluarga Fachir Thalib. Dia adalah adik kandung dr Abbas Thalib, ayah Diana. Berarti, Fachir adalah paman Diana.

"Kami memang menjaga rumah ini sebagai rumah sejarah keluarga besar M. bin Thalib," kata Fachir kepada Radar Bromo kemarin.

Keluarga M. bin Thalib tergolong keluarga besar. Dari dua kali pernikahannya, M. bin Thalib punya 23 anak. Namun, 14 di antara 23 anak M. bin Thalib itu meninggal.

Fachir adalah anak ke-18 M. bin Thalib. Di antara anak-anak M. bin Thalib, hanya Fachir yang memilih tetap tinggal di rumah besar di Pasuruan itu bersama keluarganya. Tapi, meski dipisahkan jarak, komunikasi Fachir dengan kakaknya, Abbas, terjalin dengan baik.

Fachir juga sudah tahu bahwa Diana, keponakannya, akan menjadi istri Ketua MPR Hidayat Nurwahid. "Sebelum berita di koran, kami sudah mendengar kabar itu," katanya. Fachir menceritakan, Diana lahir dan dibesarkan di Jakarta.

Ayahnya, Abbas Thalib, sudah hijrah ke Jakarta pada 1964. "Begitu lulus dari fakultas kedokteran, kakak saya, Abbas Thalib, memang sudah tinggal di Jakarta," ceritanya.

Bapak enam putra itu sangat hafal sifat Diana. Putri kedua kakaknya itu terkenal ringan tangan. Diana sangat peduli sama keluarga, atau orang-orang sekitar. Dia juga periang. "Yang paling menonjol adalah sifat mandirinya," katanya.

Hal itu dibenarkan Adib, putra Fachir. "Meski dia di Jakarta, kami sangat intens berkomunikasi," kata pria 34 tahun itu. "Kalau libur, Kak Diana sering pulang ke Pasuruan," lanjutnya.

Rumah besar yang ditinggali keluarga Fachir itu bisa menampung banyak orang. Terdapat lima kamar utama masing-masing berukuran sekitar 5 m x 9 m. Belum lagi, tiga paviliun yang siap pakai. Tapi, kini terpaksa kosong karena penghuninya hanya sedikit.

Beberapa warga Pasuruan mengenal keluarga besar M. bin Thalib sebagai orang kaya dan terpandang. "Mereka keturunan keluarga kaya. Ya, kalau zaman hidupnya, almarhum Yik bin Thalib itu paling kaya di Pasuruan," ungkap Bambang Sugeng, warga Jl KH Abdul Hamid, Pasuruan. Di masa hidupnya, kakek Diana dikenal sebagai pemilik sarang burung walet.

Soal rencana pernikahan Diana dengan Hidayat Nurwahid, Adib bersama kakaknya, Hanief, ikut gembira. "Kami sangat menghargai pilihan Kak Diana. Dan, kami yakin, itu yang terbaik untuk dia dan keluarga," ungkap Adib.

Kini keluarga besar Diana di Pasuruan hanya tinggal menunggu undangan. Bila benar, rencana menikah dipastikan 10 Mei, mereka berjanji akan datang. (ditambahkan nur laily/jpnn/kum) dari Jawa Pos

Bagikan Info ini

Bookmark and Share
Sponsor Web Penghasil Uang

Artikel Terkait

Toko Buku Kedokteran Online

 

Lihat semua daftar posting »»Gajiku di Bisnis Internet is proudly powered by Blogger | Minima Template edited by Bowo