Saat menulis ini saya sedang menonton acara di TV one tentang Tokoh seorang pahlawan yang bernama M.Natsir. Di sana diceritakan bahwa melalui tangan dingin M.Natsir lah negara ini bisa menjadi negara Kesatuan Republik Indonesia setelah sebelumnya indonesia sempat menjadi Negara Indonesia Serikat yang kedudukan tertingginya ada di tangan ratu Belanda.
Dengan lobi yang cukup alot tapi dingin M.Natsir berhasil menyakinkan para pemimpin negara bagian untuk kembali ke NKRI. Suatu karya besar yang kita nikmati hingga sekarang namun, kita tidak mengetahui siapa penggagasnya. Ya dialah M.Natsir seorang pahlawan bangsa yang menurut saya telah dilupakan jasanya oleh bangsa ini, bahkan oleh pemimpin negara ini sekalipun. Ini terbukti belum dinobatkannya beliau sebagai pahlawab nasional. Padahal tanpa jasa beliau mungkin hingga saat ini kita masih berlutut mencim kaki ratu Belanda. Sedangkan sekarang saja sudah susah apalagi dengan keadaan itu.
Melihat kisah hidupnya M. Natsir yang berasal dari partai masyumi adalah seorang yang terintegrasi sifat nasionalis dan religius di dalam dirinya. Ia adalah seorang yang taat sekaligus sebagai pejuang yang tangguh. sama halnya dengan Jendral Besar sudirman yang memiliki sifat nasionalis religius yang tinggi. Dimana sebelum menjadi tentara PETA beliau adalah guru mengaji di suatu madrasah, dimana murid laki-laki dan perempuanpun dipisahkan tempat duduknya.
Yah begitulah bangsa ini, perlu tangan-tangan orang yang religius yang dalam pemahaman agamanya sekaligus memiliki sifat nasionalis berupa kecintaan yang dalam terhadap bangsa dan negaranya. Calon presiden kita juga seharusnya orang seperti ini. Dia harus seorang yang religius berupa pemahaman agama yang benar dan mempunyai sifat kebangsaan yang tinggi.
Dengan lobi yang cukup alot tapi dingin M.Natsir berhasil menyakinkan para pemimpin negara bagian untuk kembali ke NKRI. Suatu karya besar yang kita nikmati hingga sekarang namun, kita tidak mengetahui siapa penggagasnya. Ya dialah M.Natsir seorang pahlawan bangsa yang menurut saya telah dilupakan jasanya oleh bangsa ini, bahkan oleh pemimpin negara ini sekalipun. Ini terbukti belum dinobatkannya beliau sebagai pahlawab nasional. Padahal tanpa jasa beliau mungkin hingga saat ini kita masih berlutut mencim kaki ratu Belanda. Sedangkan sekarang saja sudah susah apalagi dengan keadaan itu.
Melihat kisah hidupnya M. Natsir yang berasal dari partai masyumi adalah seorang yang terintegrasi sifat nasionalis dan religius di dalam dirinya. Ia adalah seorang yang taat sekaligus sebagai pejuang yang tangguh. sama halnya dengan Jendral Besar sudirman yang memiliki sifat nasionalis religius yang tinggi. Dimana sebelum menjadi tentara PETA beliau adalah guru mengaji di suatu madrasah, dimana murid laki-laki dan perempuanpun dipisahkan tempat duduknya.
Yah begitulah bangsa ini, perlu tangan-tangan orang yang religius yang dalam pemahaman agamanya sekaligus memiliki sifat nasionalis berupa kecintaan yang dalam terhadap bangsa dan negaranya. Calon presiden kita juga seharusnya orang seperti ini. Dia harus seorang yang religius berupa pemahaman agama yang benar dan mempunyai sifat kebangsaan yang tinggi.