Partai Keadilan Sejahtera (PKS) siap menjalin kerjasama dengan pihak mana saja asal tidak merugikan bangsa Indonesia dan umat Islam. Hal ini penting dan perlu ditempuh PKS untuk menunjukkan bahwa PKS adalah partai yang terbuka di era globalisasi, di mana kondisi ini sebenarnya merugikan negara-negara berkembang. Untuk mempersiapkan hal tersebut perlu diplomasi yang kuat.
Demikian anggota Komisi I FPKS Hilman Rosyad Shihab di sela-sela diskusi yang bertajuk Etika Diplomasi Internasional pada acara Milad PKS ke-8 di Istora Bung Karno, Jakarta, Selasa (18/4/2006).
Menurutnya, sebagai partai dakwah yang sudah dikenal oleh publik dan dunia internasional, maka seyogyanya PKS mempersiapkan diri strategi dan teknik diplomasinya. “Nama kita sudah melejit, dan kita sudah punya sekian anggota dewan. Berarti kita ini sudah dekat dengan kekuasaan. Kalau kita bicara tentang tatanegara, maka kita tidak bisa tidak bicara soal berhubungan dengan negara lain, dengan bangsa-bangsa lain. Dan ini tentu baru bagi kita. Tata dunia ini ada etika dan aturannya,”katanya.
Dengan diplomasi yang baik dan lihai, maka PKS tidak akan mengalami nasib sebagaimana Presiden Iran Ahmadenajad maupun Hamas di Palestina. Kemenangan mereka itui di luar dugaan AS dan Barat.
“Sehingga, bila nanti PKS berkuasa, maka kita tidak grogi. Dan ini menjadi hal penting terkait dengan kasus Hamas, Iran, dan di sejumlah negara berkembang. Ketika mereka meraih kemenangan bisa terhambat oleh tekanan. Dengan diplomasi, kita bisa mengurangi tekanan itu,” ujar aleg PKS asal Bandung.
Dijelaskannya, diplomasi yang perlu dikembangkan PKS adalah bagaimana partai dakwah ini mendekati dan melakukan negosiasi terhadap kepentingan-kepentingan Amerika Serikat (AS) dan Barat agar tidak dominan.
“Kita tidak bisa menolak tekanan global dari Amerika dan sejumlah negara Barat. Tapi bagaimana kita bisa mengurangi tekanan itu. Nah, itu bisa dilakukan dengan diplomasi. Karena kita ini orang lemah. Kalau negosiasi, bila ada hak kita yang diambil tujuh, bisa kita negosiasikan tujuh untuk kita,” paparnya.
Dengan langkah demikian, maka kita akan mendapat keuntungan yang lebih dan tidak terus ditekan. “Targetnya adalah bagaimana Amerika dan negara-negara Barat lebih memberikan keuntungan. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana PKS bisa mengambil keuntungan. Hal itu bisa didapat bila PKS bisa dianggap bersahabat,” sambungnya.
Oleh karena itu, ia mengusulkan agar seluruh jajaran dari DPP, DPW dan DPP harus memiliki kepemimpinan dan wawasan internasional yang bagus sehingga bisa diterima di dunia internasional.
Di era globalisasi yang terpenting adalah bagaimana mengambil hikmahnya. Pasalnya, seluruh saham di dunia itu dikuasai Wall Sreet, yang semua itu adalah milik Yahudi. “Itu realitanya. Apa lalu kita melawan begitu saja. Tentu tidak. Selain itu mereka juga menguasai teknologi,” imbuh Hilman. (dina)